Friday, April 28, 2006

Wayang Kulit

WAYANG KULIT

 

Wayang Kulit sebagai sebuah warisan budaya tradisional, adalah satu diantara sedikit yang mampu bertahan di jaman sekarang. Dahulu pertunjukan wayang identik dengan dalang, boneka wayang itu sendiri, sinden dan gamelan. Sepanjang pertunjukan dalanglah yang memegang alur utama sekaligus pemeran tunggal. Yang lain seperti penabuh gamelan dan sinden hanyalah sebagai pelengkap aktifitas sang dalang. Otomatis sepanjang pertunjukan sang dalanglah yang paling aktif.

 

Pertunjukan wayang kulit saat ini telah jauh berkembang dengan mengadopsi banyak hal. Dari gamelan yang sekarang ditambah instrumen-instrumen musik modern seperti drum, syntesizer, dan peralatan musik modern lainnya. Gending-gending yang dimainkannyapun tidak hanya gending-gending klenengan jawa, tetapi bisa keroncong, campursari dan bahkan dangdut.

 

Dalang memang masih menjadi tokoh sentral, sebagai sang sutradara yang mengatur seluruh jalannya acara pertunjuka, tidak sekedar memenuhi pakem cerita saja, tetapi juga sebagai pengatur laku dan pengatur pemunculan para bintang tamu yang semakin mendominasi keseluruhan pertunjukan wayang kulit.

 

Goro-goro pada wayang gaya lama, sebagian besar dimainkan oleh dalang. Sedangkan untuk wayang jaman sekarang kabanyakan didominasi oleh lawakan para bintang tamu. Sehingga sebenarnya pekerjaan dalang jaman sekarang jauh lebih ringan dibanding dalang model lama.

 

Dari sisi cerita, dalang jaman sekarang lebih adaptif dan bisa mendekati selera pasar. Hal ini memang banyak menuai kritik bahwa pertunjukan wayang jaman sekarang telah kehilangan sisi kedalaman sebuah pertunjukan budaya tradisional. Tetapi dilain sisi barangkali inilah yna disebut kompromi dengan pemirsa wayang kulit yang sudah banyak bergeser. Itulah sebenarnya yang menyebabkan pertunjukan wayang kulit bisa bertahan sampai sekarang. Dan mampu bersaing melawan hiburan-hiburan jaman modern yang lebih gemerlap.

 

Semarang, 2 Mei 2003

0 Comments:

Post a Comment

<< Home