Wednesday, November 08, 2006

[Parenting] Eyang Dokter

Banyak anak-anak yang takut, bahkan tauma dengan dokter. Mungkin itu karena ketidaktahuan orang tua yang terkadang menakut-nakuti anak dengan suntik. Atau juga karena penampilan dan gaya bicara dokter yang sering nggak enak dilihat dan didengar (terutama oleh anak-anak) sehingga bisa menimbulkan trauma yang bisa terbawa hingga dewasa.

"Ayo, kalau nggak mau makan, entar disuntik dokter lho!"
Begitu kadang-kadang orang tua tanpa sadar menanam konsep yang salah tentang dokter kepada anak.

Contohnya nggak jauh-jauh, saya sendiri barangkali termasuk yang mengidap sindrom takut dokter. Walaupun secara fisik sering ke dokter dan perasaan tidak lagi ada rasa takut, tetapi terkadang secara psikis, ada efek yang sering muncul dan sulit dikendalikan.

Contohnya : suatu saat gigi saya goyang, dan menurut dokter gigi harus dicabut. Tetapi dokter nggak mau nyabut, karena tiba-tiba saja tekanan darah saya naik. Dengan tekanan darah yang tinggi ditambah obat bius yang menyebabkan pula kenaikan tekanan darah, bisa berbahaya.

"Coba pak kita rilek sebentar sambil ngobrol ringan supaya tekanan darah turun", kata dokter.
E... ternyata nggak mau turun juga.

"Kalau begitu besuk pagi-pagi saja pak, dalam suasana fresh sehingga tekanan darah masih normal.", Kata dokter lagi.

Keesokan hari, begitu bangun tidur, saya coba ukur tekanan darah ... normal. Cepat-cepat saya pergi ke tempat praktek dokter yang cuma butuh waktu 5 menit.
Eit ... lhadalah ... sampai disana tekanan darah membumbung naik lagi.

Acara cabut gigi gagal, tapi anehnya sesampai dirumah, tekanan darah kok ya normal kembali. Jadi akhirnya biarkan saja gigi tetap goyang sampai copot sendiri.

Mungkin itu salah satu efek trauma takut dokter yeng terbawa sejak kanak-kanak. Sekarang saya pingin anak saya nggak mengalami trauma yang sama dengan bapaknya.

Setiap kali batuk-pilek, panas, atau imunisasi, kami selalu bawa Tiara (anak kami) ke eyang dokter. Bagi kami barangkali eyang dokter ini termasuk gambaran ideal seorang dokter anak. Beliau ini sudah sangat sepuh, kabarnya sudah berusia diatas 70 tahun, makanya anak-anak suka memanggilnya dengan : eyang dokter.

Yang paling mengesankan dari eyang dokter barangkali adalah kesabarannya menjawab pertanyaan-pertanyaan kami untuk berkonsultasi seputar masalah gizi dan kesehatan anak. Ruang prakteknya didisain seperti tempat bermain, ada macam-macam boneka, mobil-mobilan dan macam-macam mainan lain. Sehingga anak-anak tidak merasa seperti di ruang prektek dokter, tetapi di area bermain.

Kami mengenal beliau karena rekomendasi seorang tetangga kami yang anaknya bila lagi kurang enak badan selalu minta ke eyang dokter. Begitu sampai di ruangan praktek eyang dokter, dia selalu naik sendiri ke tempat tidur periksa dan buka sendiri bajunya. Terkadang dia ngotot minta disuntik walau sebenarnya pengobatannya tidak mesti perlu disuntik. Ternyata ada rahasianya ... setiap kali habis nyuntik, eyang dokter selalu memberi hadiah ke pasien-pasien kecilnya, kadang berupa stiker-stiker kecil, dan kadang berupa bekas alat suntik yang telah dibersihkan dan dicopot jarumnya. Kreatif juga eyang dokter ini.

Coba dulu waktu saya kecil selalu dibawa pada dokter seperti itu, pasti dokter gigi tidak kesulitan lagi kalau mau mencabut gigi saya.

Andana, Smg-8/11/06
Blog : andana.blogspot.com
Web : www.Seribusatu.Com, Direktori Indonesia terUpdate

0 Comments:

Post a Comment

<< Home