Friday, April 28, 2006

Ternyata : Mengarang Itu Memang Gampang

TERNYATA : MENGARANG ITU MEMANG GAMPANG

Mengarang itu ternyata memang gampang. Kuncinya adalah bagaimana untuk terus-menerus menumbuhkan motivasi untuk tetap bersemangat mengarang. Satu diantaranya adalah dengan membuka situs internet tempat menampilkan karangan-karangan kita. Kita akan terus termotivasi mengarang jika karangan kita itu dibaca orang. Untuk bisa dibaca orang, cara yang paling sederhana adalah dengan mengirimkan kemedia masa, atau ke penerbit buku. Tetapi cara ini penuh resiko, walau sebenarnya ini cara yang paling ideal. Resiko utama yang harus siap dihadapi adalah penolakan. Ini biasanya menjadi komponen terbesar yang menyurutkan motivasi kita untuk tetap menulis. Alternatif lain diterbitkan sendiri. Ini memang nggak akan pernah ada yang nolak karena memang kita sendiri yang melakukan, tetapi akan butuh dana cukup besar datambah setumpuk problem pelik cara memasarkannya.

Bagi saya yang paling praktis adalah internet. Saya memang nggak mendapat honor dari sini. Tetapi jelas saya tidak pernah mengalami penolakan. Karena itu memang media yang saya kelola sendiri. Toh diantara sekian juta pengakses internet selalu ada saja yang suka dan mengambil manfaat dari tulisan-tulisan yang saya buat. tentu saja ada yang nggak suka. Yang suka akan menyuarakan kepuasannya secara langsung. Dan ini menambah memotivasi. Sedangkan yang nggak suka ngeloyor aja pindah ke website lain. Tentu nggak jadi masalah.Toh kemungkinan sangat sedikit yang berkomentar atas ketidaksukaannya. Bagaimanapun ini tetap menguntungkan saya. Saya tetap merasa tulisan saya dibaca orang (biar gratis) Tak jadi soal, yang penting proses belajar menulis tetap berlangsung plus ada kepuasan batin tersendiri yang bisa saya peroleh dan kadang-kadang ini menjadi sebuah kejutan yang menyenangkan.

Menulis itu sendiri sebenarnya sebuah rekreasi. Saya nggak merasa dikejar-kejar target. Kalau toh ada target, target itu cuma semacam komitmen pribadi yang tidak membebani. Justru seperti tonik yang mengalirkan semangat baru terus menerus. Selain itu, saya juga cuma menulis hal-hal yang menggelitik dan saya sukai. Minimal berupa tema-tema yang sedang menarik perhatian saat itu. Dengan media internet ternyata tumbuh semacam komitmen pribadi untuk selalu melakukan update isi. Ini seperti sebuah dorongan untuk menulis dan terus menulis. Ada semacam kewajiban moral untuk menghidupkan situs yang dikelola. Komitmen tak tertulisnya, minimal sebulan sekali harus update. Artinya saya harus menyelesaikan minimal satu tulisan sebulan.

Dan anehnya terkadang ide tulisan dan gagasan-gagasan yang mendukung sehingga menjadi sebuah artikel justru muncul ketika saya memaksakan diri duduk di depan komputer. Padahal sebelumnya sama sekali tidak ada ide atau gagasan yang muncul.

Bakat ?

Bakat itu bukan seperti harta warisan dimana di A dapat dan si B nggak dapat. Menurut mas Wendo bakat ini tak lain adalah minat dan ambisi yang terus menerus berkembang. Berarti kita semua berbakat dong ! Bukankah untuk tetap eksis hidup sampai sekarang ini kita selalu membutuhkan semangat dan ambisi yang terus-menerus berkembang ? (Andana)

1 Comments:

At 3:49 PM, Anonymous Anonymous said...

Salam kenal Mas Andana... saya dari milis ABA.

 

Post a Comment

<< Home