Tuesday, June 20, 2006

Inspirasi dari Bill & Melinda Gates Foundation

Petinggi Microsoft Bill Gates menyatakan siap mundur dari perusahaan yang sudah didirikannya sejak puluhan tahun silam. Gates takkan aktif lagi aktif dalam kegiatan sehari-hari Microsoft menjelang Juli 2008 nanti. Menurut Gates, langkah ini memungkinkannya punya lebih banyak waktu luang untuk fokus ke bidang pendidikan dan kesehatan di yayasan amalnya, Bill & Melinda Gates Foundation. "Ada 'benang' penghubung antara pekerjaan saya di Microsoft dan yayasan," imbuh Gates. (Dikutip dari detikINET 16/6/2006)

 
Ketika membaca berita tersebut, saya jadi termenung, dalam hati kecil saya iri dengan Bill Gates. Bukan iri karena hartanya yang begitu melimpah ruah, tetapi iri dengan perhatian dia pada kerja sosial, bahkan sampai mendirikan foundation segala.
 
Seandainya saya baca berita itu sebulan lalu, mungkin tidak ada efek yang istimewa. Masa bodoh dengan kerja amal, masa bodoh dengan relawan gempa toh mereka orang-orang yang nggak punya kerjaan. Tetapi berita itu saya baca beberapa hari lalu, ketika hati ini baru saja ikut diguncang gempa berkali-kali. Belum kering air mata ini mengenang kepergian ibunda ke alam baka, terjadilah gempa dahsyat yang meluluh-lantakkan kampung halaman kita (yang biasanya baik-baik saja). Pedih sekali terasa hati ini menyaksikan keluarga, teman main kita waktu kecil, tetangga-tetangga kita hidup berdesak-desakan di tenda darurat. Bayangkan malam-malam yang pekat karena semua aliran listrik padam, terdengar tangis bayi dan anak-anak yang kedinginan di tenda seadanya. Sementara hujan sangat lebat disertai kilat menyambar berkali-kali. Biarpun kehujanan di malam hari, mereka tetap bertahan di tenda. Mereka begitu takut mendekat dinding tembok rumah mereka sendiri. Hari-hari biasa dinding tembok menjadi tempat nyaman untuk berlindung, sekarang seakan-akan telah menjadi musuh yang setiap saat mampu mencabut nyawa siapapun yang mendekat.
 
Pagi itu merupakan sebuah titik balik, bapak menelpon dari Klaten, rumah bapak dan juga tetangga-tetangga pada roboh dan beberapa orang meninggal tertimpa reruntuhan. Seketika terkenang Aceh, lalu tekat membulat. Apapun yang terjadi aku harus segera sampai Klaten. Aku harus berbuat sesuatu, sekecil apapun. Kalau tidak rasanya akan selalu merasa bersalah sepanjang hidup.
 
Dan gayungpun bersambut, ternyata mbak Anna dan mas Final telah bersiap-siap pula pulang kampung. Jadilah kita membuat aktifitas sekenanya yang kita namai Posko Pojok (lihat reportasenya di http://poskopojok.blogspot.com).
 
Sedikit harta dan tenaga yang kami punya, kami coba sumbangkan untuk kampung halaman tercinta. Networking yang kami punya kami manfaatkan semaksimal mungkin untuk menggalang dana dan bantuan apa saja. Kepada boss di tempat kerja berani ngomong tegas : boleh tidak boleh pokoknya saya ngambil cuti satu minggu. Panas terik matahari dan dinginnya hujan di malam hari dengan tidur di musholla seperti tidak terasa. Capek memang, tetapi itu semua terobati oleh senyum terima kasih saudara-saudara kita yang begitu tabah menanggung ini semua bersama-sama. Dan ternyata (ini rahasianya) bahwa kerja sosial seperti ini ada sisi yang sangat nikmat tiada terkira (kalau nggak percaya tanyakan pada mas Fin atau mbak Anna). Sangat beda dengan kenikmatan misalnya saat kita mencapai posisi profesional kita. Makanya Bill Gates sampai ngebelain bikin foundation segala ... ternyata nikmat.
 
Menggalang dana dengan memanfaatkan networking yang kita punyai, ternyata tidak terlalu sulit. Bagian tersulitnya justru adalah keterbatasan waktu yang kami miliki. Mungkin kita bisa memaksa untuk cuti selama 1 minggu, tetapi untuk seterusnya bagaimana ? Pekerjaan sosial seperti ini kalau mau tuntas tidak bisa dilakukan dalam 1 atau 2 minggu saja. Sekali lagi Bill Gates membuat iri kami, dia bisa mengatur waktunya kapan saja untuk merasakan kenikmatan bekerja di foundation-nya.
 
Jadi pengin seperti Bill Gates euy ...
Bisa ngatur waktunya sesuka hati, mau kerja profesional atau kerja sosial.
Mungkin harus segera setup bisnis nih, atau nabung sebanyak-banyaknya dan segera jadi Invesor (di kuadran I kata Kiyosaki). Supaya kalau lagi ngurus foundation-nya keluarga di rumah nggak keleleran. Doain ya ! siapa tahu beberapa tahun lagi muncul Andana Foundation, Final Prajnanta Foundation, Anna Diponegoro Foundation atau Posko Pojok Foundation he ... he ... he ...
 
Ayo siapa lagi yang mau bikin foundation ?
 
(Andana, Smg-19/6/2006)