Friday, April 28, 2006

Tour de Franchise Expo

Tour de Franchise Expo
 
Terinspirasi oleh "Tour de Mall"-nya pak Masbukhin, beberapa minggu lalu kami mengadakan "Tour de Franchise Expo"

Barangkali teman-teman tahu, mulai beberapa minggu lalu Neo Organizer mengadakan Road Show pameran Franchise di beberapa kota, dan seperti biasanya kota kami tercinta (Semarang) ini sering tidak masuk hitungan untuk pameran-pameran seperti ini. Kota terdekat yang mengadakan adalah Yogyakarta.

Daripada pergi sendirian ke Yogya, iseng-iseng saya kirim email ke beberapa teman, bahwa saya mau ngadain "Tour de Franchise Expo" sekaligus wisata kuliner ke Yogyakarta dengan kuota 7 orang (1 mobil kijang) dengan biaya untuk beli bensin, makan siang dll. sejumlah Rp ....

Diluar dugaan hanya dalam tempo 1 jam, peserta sudah full book, dan malah ada yang terpaksa kami tolak.

Tgl 25 Maret 2006 pagi kami berangkat dari Semarang. Sampai di Yogya sudah jam 11:30, kami putuskan makan siang dulu di Soto Miroso yang terletak di sebelah timur Museum Affandi. Beberapa tahun lalu waktu saya kuliah di Yogya warung soto ini cuma berdinding gedek (bambu) dan sekarang telah menjadi restoran yang megah.

Setelah ini perut kenyang kami menuju tempat pameran di Jl. Solo. Muter-muter sana sini di semua stand yang disajikan Franchisor, tanya sana-sini sampai puas, dan akhirnya membawa satu gepok proposal, brosur dll. segala macam peluang bisnis yang ditawarkan. Dan tentunya juga membawa
segepok mimpi sesampai di rumah.

Jam 14:30 kami menuju Mirota Batik di Jl. Kaliurang, sekedar beli oleh-oleh. Dan sebenarnya kalau cukup waktunya kami pengin mencicipi menu "Sego Abang Lombok Ijo" Wonosari yang exsotis itu, tetapi karena takut terlalu malam sampai di Semarang, kami putuskan langsung pulang ke Semarang. Dan makan malamnya diganti "Tahu Kupat Magelang" yang tak kalah sedapnya.

Demikian sebuah pengalaman sederhana kami yang cukup unik dan sangat berkesan bagi kami.

Dan sekali lagi mohon maaf pak Masbukhin, ide Tour de Mall anda saya jiplak, seperti ajaran BODOL-nya pak Purdie (Berani Optimis pakai iDenya Orang Lain)

Salam, Andana

Tasawuf Ternyata Tidak Menakutkan

TASAWUF TERNYATA TIDAK MENAKUTKAN

"Pernah belajar tasawuf ?"
"Ah, boro-boro belajar tasawuf, untuk sholat khusuk saja susahnya minta ampun"
"Awas, hati-hati lho belajar tasawuf, katanya kalau tidak kuat bisa menjadi gila !"
Itulah sekelumit pandangan orang awam tentang tasawuf. Apakah tasawuf memang seperti itu ? Dalam buku berjudul "Berguru Kepada Allah" ini Abu Sangkan, si penulis, bertutur tentang kejenuhannya saat menekuni dunia tasawuf akhlakiyah di sebuah pesantren yang menekankan nilai-nilai ajaran tasawuf dari Imam Al Ghazali. Terasa sekali betapa berat untuk melaksanakan ajaran Islam secara total, secara kaafah. Sudah berusaha dengan sungguh-sungguh menjaga pandangan dari perbuatan maksiyat, melaksanakan secara disiplin sholat-sholat sunat dengan diiringi puasa Daud dan mendawamkan wudlu. sampai-sampai dikala kebanyakan orang tidur lelap masih melaksanakan sholat tahajud.

Tetapi rasa jenuh dan bingung masih tetap menyelimuti pikiran. Terasa masih selalu jauh dari kaafah. Apakah memang seberat itu untuk dekat dengan Allah ? Kenapa perasaan benci atau marah begitu mudahnya menyelinap muncul begitu saja, sedangkan untuk berbuat kebaikan dan ikhlas membutuhkan upaya dan tenaga yang luar biasa besar. Kenapa kebaikan begitu berat sedangkan keburukan begitu ringan ? Kunci jawabannya ternyata begitu sederhana. Biang keladinya adalah kita sendiri yang tidak tahu diri. Kita rajin sholat sunat, puasa, lantas merasa lebih bersih dibanding orang lain. Kesombongan kita dihadapan Allah sesungguhnya yang menjadi hijab atau penghalang kedekatan dengan sang khalik. Jika ibadah dan perbuatan baik begitu berat, sedangkan angkara murka dan keburukan begitu ringan dan hadir begitu saja tanpa kita upayakan, saatnya bagi kita untuk sadar, sesungguhnya manusia itu lemah, tempat salah, dan bukan apa-apa tanpa pertolongan Allah. Jadi kenapa tidak kita sandarkan saja semuanya kepada-Nya ?

Dalam buku ini, kita diajak bersama-sama berguru langsung kepada Allah. Kita diajak membedah jiwa dan hakekat manusia secara utuh dan apa adanya dengan bahasa yang sederhana sehingga relatif mudah dicerna. Kita diajak memahami esensi sholat yang merupakan perjalanan rohani menuju tuhan. Bagaimana sholat kita bisa menjadi khusuk. Ternyata khusuk bukan sesuatu yang bisa diusahakan secara syariat. Khusuk adalah buah dari berserah diri kepada Allah.

Untuk mengambil manfaat maksimal dari buku ini, sebaiknya kita lepasken sementara persepsi-persepsi yang telah membentuk pola pikir kita mengenai tasawuf, akidah dan syariat yang sempit. Karena ada beberapa bab yang cukup sensitif dan membutuhkan kejernihan hati untuk memahaminya. misalnya bab tentang Mansyur Al Halaj, meditasi transendental, termasuk juga tinjauan ilmiah mengenai tradisi-tradisi meditasi yang terdapat dalam agama-agama diluar Islam.(Andana)

Ternyata : Mengarang Itu Memang Gampang

TERNYATA : MENGARANG ITU MEMANG GAMPANG

Mengarang itu ternyata memang gampang. Kuncinya adalah bagaimana untuk terus-menerus menumbuhkan motivasi untuk tetap bersemangat mengarang. Satu diantaranya adalah dengan membuka situs internet tempat menampilkan karangan-karangan kita. Kita akan terus termotivasi mengarang jika karangan kita itu dibaca orang. Untuk bisa dibaca orang, cara yang paling sederhana adalah dengan mengirimkan kemedia masa, atau ke penerbit buku. Tetapi cara ini penuh resiko, walau sebenarnya ini cara yang paling ideal. Resiko utama yang harus siap dihadapi adalah penolakan. Ini biasanya menjadi komponen terbesar yang menyurutkan motivasi kita untuk tetap menulis. Alternatif lain diterbitkan sendiri. Ini memang nggak akan pernah ada yang nolak karena memang kita sendiri yang melakukan, tetapi akan butuh dana cukup besar datambah setumpuk problem pelik cara memasarkannya.

Bagi saya yang paling praktis adalah internet. Saya memang nggak mendapat honor dari sini. Tetapi jelas saya tidak pernah mengalami penolakan. Karena itu memang media yang saya kelola sendiri. Toh diantara sekian juta pengakses internet selalu ada saja yang suka dan mengambil manfaat dari tulisan-tulisan yang saya buat. tentu saja ada yang nggak suka. Yang suka akan menyuarakan kepuasannya secara langsung. Dan ini menambah memotivasi. Sedangkan yang nggak suka ngeloyor aja pindah ke website lain. Tentu nggak jadi masalah.Toh kemungkinan sangat sedikit yang berkomentar atas ketidaksukaannya. Bagaimanapun ini tetap menguntungkan saya. Saya tetap merasa tulisan saya dibaca orang (biar gratis) Tak jadi soal, yang penting proses belajar menulis tetap berlangsung plus ada kepuasan batin tersendiri yang bisa saya peroleh dan kadang-kadang ini menjadi sebuah kejutan yang menyenangkan.

Menulis itu sendiri sebenarnya sebuah rekreasi. Saya nggak merasa dikejar-kejar target. Kalau toh ada target, target itu cuma semacam komitmen pribadi yang tidak membebani. Justru seperti tonik yang mengalirkan semangat baru terus menerus. Selain itu, saya juga cuma menulis hal-hal yang menggelitik dan saya sukai. Minimal berupa tema-tema yang sedang menarik perhatian saat itu. Dengan media internet ternyata tumbuh semacam komitmen pribadi untuk selalu melakukan update isi. Ini seperti sebuah dorongan untuk menulis dan terus menulis. Ada semacam kewajiban moral untuk menghidupkan situs yang dikelola. Komitmen tak tertulisnya, minimal sebulan sekali harus update. Artinya saya harus menyelesaikan minimal satu tulisan sebulan.

Dan anehnya terkadang ide tulisan dan gagasan-gagasan yang mendukung sehingga menjadi sebuah artikel justru muncul ketika saya memaksakan diri duduk di depan komputer. Padahal sebelumnya sama sekali tidak ada ide atau gagasan yang muncul.

Bakat ?

Bakat itu bukan seperti harta warisan dimana di A dapat dan si B nggak dapat. Menurut mas Wendo bakat ini tak lain adalah minat dan ambisi yang terus menerus berkembang. Berarti kita semua berbakat dong ! Bukankah untuk tetap eksis hidup sampai sekarang ini kita selalu membutuhkan semangat dan ambisi yang terus-menerus berkembang ? (Andana)

Chek Up

Chek Up

 

Seperti biasa setiap tahun selalu diadakan check up kesehatan oleh perusahaan. Setiap itu pula saya selalu mencari-cari alasan untuk menunda check-up. Mana kesehatan kurang fit lah, mana dibumbui dengan teori kesehatan bikinan sendiri bahwa konsep kesehatan bukan orang sehat dicari penyakitnya, tetapi orang sakit dicari penyakitnya dan disembuhkan. Dengan teori ini tentu saja alasan untuk tidak chek up menjadi terdukung.

 

Tetapi biar muter kemanapun akhirnya saya selalu berada di pihak yang kalah. Chek-up juga akhirnya. Walaupun biasanya dilakukan pada hari terakhir batas waktu peruntukan chek-up. Dan itupun karena sudah mendapat surat peringatan untuk segera check up oleh personalia.

 

Sesungguhnya ada alasan utama kenapa saya takut chek-up, yaitu jarum suntik. Setiap kali ngelihat jarum suntik sepertinya melihat monster yang menakutkan. Walaupun akhirnya ketika sang jarum menembus nadi lengan kanan untuk menyedot darah, juga aman-aman saja, artinya tidak sampai mematikan. Tetapi tidak urung seluruh tubuh jadi gemetar tidak karuan.

 

Akibatnya ya … itu. Tekanan darah yang tadinya normal-normal saja jadi melonjak drastis, tak urung dokter pemeriksa cek-up langsung saja kasih vonis hipertensi.

 

Ada seorang dokter spesialis anak, beliau ini punya ciri khas tidak mau nyuntik para pasiennya. Sehingga pasien-pasien yang kanak-kanak ini rata-rata senang kalau diperiksakan orang tuanya ke eyang dokter ini.

 

Disamping interpretasi seram tentang chek-up banyak pula cerita-cerita lucu yang mewarnainya. Ada dua orang teman, yang satu perokok berat, dan yang satu lagi tidak merokok sama sekali. Ketika konsultasi dokter, si perokok dinyatakan sehat-sehat saja, dan yang tidak merokok mendapat teguran dari dokter bahwa sebaiknya mengurangi merokok, atau kalau bisa menghentikannya …. Lho gimana ini ?

 

Ada satu lagi cerita lucu, seorang teman yang badannya kerempeng kecil ketika konsultasi dikomentari, kok masih ada di perusahaan bahan makanan yang sampai kekurangan berat badan kayak gini. Dengan tenang teman tadi menjawab. “Iya dok, soalnya saya bagian yang menangani produk sekiloan, bukan produk yang karungan 25 Kilo. (Andana)

Wayang Kulit

WAYANG KULIT

 

Wayang Kulit sebagai sebuah warisan budaya tradisional, adalah satu diantara sedikit yang mampu bertahan di jaman sekarang. Dahulu pertunjukan wayang identik dengan dalang, boneka wayang itu sendiri, sinden dan gamelan. Sepanjang pertunjukan dalanglah yang memegang alur utama sekaligus pemeran tunggal. Yang lain seperti penabuh gamelan dan sinden hanyalah sebagai pelengkap aktifitas sang dalang. Otomatis sepanjang pertunjukan sang dalanglah yang paling aktif.

 

Pertunjukan wayang kulit saat ini telah jauh berkembang dengan mengadopsi banyak hal. Dari gamelan yang sekarang ditambah instrumen-instrumen musik modern seperti drum, syntesizer, dan peralatan musik modern lainnya. Gending-gending yang dimainkannyapun tidak hanya gending-gending klenengan jawa, tetapi bisa keroncong, campursari dan bahkan dangdut.

 

Dalang memang masih menjadi tokoh sentral, sebagai sang sutradara yang mengatur seluruh jalannya acara pertunjuka, tidak sekedar memenuhi pakem cerita saja, tetapi juga sebagai pengatur laku dan pengatur pemunculan para bintang tamu yang semakin mendominasi keseluruhan pertunjukan wayang kulit.

 

Goro-goro pada wayang gaya lama, sebagian besar dimainkan oleh dalang. Sedangkan untuk wayang jaman sekarang kabanyakan didominasi oleh lawakan para bintang tamu. Sehingga sebenarnya pekerjaan dalang jaman sekarang jauh lebih ringan dibanding dalang model lama.

 

Dari sisi cerita, dalang jaman sekarang lebih adaptif dan bisa mendekati selera pasar. Hal ini memang banyak menuai kritik bahwa pertunjukan wayang jaman sekarang telah kehilangan sisi kedalaman sebuah pertunjukan budaya tradisional. Tetapi dilain sisi barangkali inilah yna disebut kompromi dengan pemirsa wayang kulit yang sudah banyak bergeser. Itulah sebenarnya yang menyebabkan pertunjukan wayang kulit bisa bertahan sampai sekarang. Dan mampu bersaing melawan hiburan-hiburan jaman modern yang lebih gemerlap.

 

Semarang, 2 Mei 2003

Kaliurang

KALIURANG

 

Jika menyebut kata Kaliurang, pikiran ini akan segera dibawa menerawang ke suasana panorama pegunungan nan asri dan sejuk. Mamang tidak salah, karena itu memang identitas utama Kaliurang. Selain itu juga pasti tak lepas dari Yogyakarta, satu dari sangat sedikit kota di Indonesia yang eksotis, cukup modern, dengan masyarakatnya yang terpelajar, namun tetap tumbuh  identitas budaya lokal yang kental.

 

Kaliurang berjarak sekitar 20 km ke arah utara Yogya. Merupakan daerah pegunungan di kaki gunung Merapi yang masih aktif. Sepanjang jalan menuju ke Kaliurang bisa menjadi bagian dari wisata yang mengasyikkan. Begitu keluar dari kesemrawutan pusat kota Yogya, akan segera dihadar hamparan di kiri kanan jalan berbagai macam baliho perumahan yang rata-rata menawarkan eksotisitas Kaliurang sebagai tempat tinggal yang sejuk dan nyaman. Konon kabarnya perumahan-perumahan ini banyak diburu orang-orang berduit dari Jakarta maupun kota-kota lain di Indonesia. Mereka umumnya orang-orang yang membunyai ikatan psikologis dengan Yogya. Kebanyakan memang bukan orang Yogya asli, ikatan psikologisnya terutama karena mereka pernah sekolah atau kuliah di Yogya. Ketika mereka berkarir di luar Yogya, rasa keterikatan dengan Yogya tidak pernah hilang. Apalagi bila di kemudian hari ada anak-anaknya yang juga sekolah atau kuliah di Yogya, mereka berlomba-lomba berusaha memiliki rumah di Yogya. Alasan praktisnya bisa ditinggali anak-anak mereka selama sekolah di Yogya dan sekaligus tempat refreshing jika hari libur. Ujung-ujungnya tidak sedikit dari mereka setelah pensiun kembali ke Yogya dan menetap menghabiskan sisa hari tua. Jangan-jangan suatu saat nanti Yogya tidak cuma menyandang gelar kota pelajar dan kota budaya, tetapi tambah satu julukan lagi yaitu kota pensiunan.

 

Sebagai kota pelajar, Yogya memang memiliki begitu banyak dan beragam institusi pendidikan, baik negeri maupun swasta. Tentu saja yang menjadi lokomotifnya adalah UGM sebagai universitas tertua di Indonesia.

 

Perkembangan pesat Yogya ini tampaknya yang turut mendongkrak kaliurang menjadi tempat wisata yang semakin menarik. Penginapan-penginapan banyak bermunculan. Pola pengembangannya sepertinya tak jauh berbeda seperti kawasan Lembang Bandung, Baturaden Purwokerto maupun Batu Malang.

 

Sebenarnya nggak ada yang istimewa dari obyek wisatanya. Nilai lebihnya berangkali adalah keasrian dan kesan cukup bersih dan tertata sepanjang perjalanan. Dan juga beragam souvenir maupun makanan khas Jogja yang memang cukup murah. Penataan pada pedagang ini tampaknya cukup bagus. Sehingga tidak ada kekawatiran dari pengunjung merasa tertipu dan dimahalkan.

 

Juadah Tempe

Identitas khas Kaliurang yang cukup memorial adalah juadah-tempe nya. Seperti halnya di kawasan lembang terkenal dengan juadah bakar-nya, di Kaliurang juadah yang terbuat dari beras ketan dan santan kelapa dimakan dengan tempe bacem. Entah kenapa yang paling popoler adalah juadah-tempe mbah Carik. Walau sebenarnya rasanya sama saja. Makanan ini memang cukup nikmat dimakan di sejuknya udara kaliurang.

 

Stop Press

Di jalan menuju Kaliurang ada sebuah keunikan. Tepatnya di sebelah kiri jalan ada sebuah souvenir shop yang namanya Mirota Batik. Keunikannya bukan terletak pada barang-barang yang dipajang, tetapi adalah para pramuniaganya yang semuanya berpakaian tradisional khas Yogya, cukup unik dengan suasana show room yang ditaburi bau-bauan kembang mawar melati kenanga dan irisan daun pandan. Begitu memasuki pintu masuk, anda  akan disambut penjaga pintu seperti layaknya bell boy di hotel berbintang. Uniknya bell boy ini bukan jejaka tampan maupun gadis cantik yang ramah, tapi seorang nenek tua yang berpakaian jawa yang anggun namun cukup ringkas. Si nenek yang selalu tersenyum manis dengan ucapan khasnya “monggo” sambil mengacungkan jempol tangan kanan. Dan ketika ada tamu yang kesulitan memarkir maupun mengeluarkan mobil di halaman parkir, tidak segan-segan si nenek ini sambil mencicincingkan kain yang dipakainya tergopoh gopoh menuju ke tempat parkir dengan senjata andalannya sebuah peluit prit … prit … membantu mobil yang mau parkir maupun yang akan keluar ke jalan. Prit … prit … matur nuwun ... katanya ketika sekedar tips yang nggak seberapa diulurkan dari jendela mobil.

 

Catatan tertinggal, Andana, Klaten, 1 Mei 2003

Benchmarking Situs Direktori Indonesia

Benchmarking Situs Direktori Indonesia

Portal direktori (directory) merupakan salah satu isi (content) di internet yang sangat penting. Karena portal seperti ini merupakan petunjuk arah (guide) para peselancar internet untuk menemukan situs maupun informasi yang dibutuhkan.

Portal Direktori yang yang terkenal antara lain Google.com, Yahoo.com, Licos.com, Catcha.Com dll. Portal-portal yang tersebut memuat direktori internet internasional. Selain itu ada pula portal direktori internet yang spesifik mendaftar situs-situs Indonesia atau yang berhubungan dengan Indonesia saja. Seperti misalnya searchindonesia.com (non aktif), satuportal.com, catcha.co.id, seribusatu.com, incari.com (non aktif) dll.

Kami sebagai pengelola salah satu portal direktori khusus Indonesia, mencoba mengukur dan membandingkan seberapa besar kekayaan data portal-portal direktori tersebut terhadap data website internet khusus Indonesia atau yang berhubungan dengan Indonesia. Kami memilih 5 buah portal besar yaitu : Google.com (kanal direktori), Yahoo.com, Catcha.co.id, dan dua portal ditektori khusus Indonesia yaitu : Satuportal.com dan Seribusatu.com.

Agar hasil pengukuran tersebut mendekati obyektif kami melakukan hal sebagai berikut :

1. Memilih 25 kata populer secara acak sebagai keyword pencarian. Kata-kata tersebut harus kata yang sedapat mungkin hanya dipakai dalam bahasa indonesia. Hal ini kami lakukan agar portal internasional yang ikut kami uji yaitu Google.com dan Yahoo.com hanya menampilkan isi (content) yang berhubungan dengan Indonesia saja. Kata atau keyword yang terpilih adalah : bandung, surabaya, makanan, minuman, toko buku, wirausaha, pembangunan, wisata, iklan, kesehatan, surga, pesantren, gereja, pendidikan, arsitektur, kalimantan, jawa, wayang, kedutaan, budaya, mancing, gunung, sepak bola, renang, pabrik.

2. Masing-masing keyword digunakan untuk melakukan pencarian pada ke 5 portal yang diuji. Portal yang menampilkan hasil pencarian terbanyak (peringkat 1) diberi nilai 5, kemudian peringkat kedua diberi nilai 4, dan seterusnya sampai yang berada di peringkat paling bawah diberi nilai 1. Tetapi jika portal tersebut hasil pencariannya 0 diberi nilai 0.

4. Hasil penilaian masing-masing portal dijumlah. Portal yang nilainya paling tinggi merupakan portal yang paling kaya akan isi direktori yang berhubungan dengan Indonesia.

5. Pengujian dilakukan pada waktu yang sama yaitu tgl. 11 Januari 2006 Jam 09:00 s/d 12:00 WIB.

6. Walaupun sebagai penguji, kami juga pemilik salah satu portal yang diuji, tetapi kami tidak melakukan setting apapun yang mengarah agar portal kami mendapat nilai besar.

Dari pengujian dengan ketentuan tersebut diatas didapatkan hasil sbb :

Ranking 1    : Seribusatu.com   (nilai 117)
Ranking 2    : Google.com        (nilai 101)
Ranking 3    : Catcha.co.id       (nilai 82)
Ranking 4    : Yahoo.com         (nilai 28)
Ranking 5    : Satuportal.com   (nilai 23)

Jika menghendaki data detail hasil pengujian, silahkan hubungi kami di :
info@seribusatu.com.

Salam, Andana
(Humas Seribusatu.com)


Seribusatu.Com - Direktori Indonesia terUpdate

Seribusatu.com, Direktori Indonesia terUpdate

Pernahkan anda menemukan sebuah kenyataan bahwa pencarian informasi di internet terkadang memusingkan ? Bukan tidak menemukan apa-apa, justru menemukan terlalu banyak informasi yang tidak relevan.

Ironisnya lagi diantara sekian banyak informasi yang kita peroleh, sebagian besar merujuk ke situs atau informasi yang sudah kedaluwarsa, bahkan sudah mati.

Saat ini rata-rata mesin pencari mengindex informasi sedemikian besarnya. Padahal banyak situs maupun informasi di internet yang berumur pendek. Sehingga setiap saat selalu saja ada situs maupun informasi yang telah kedaluwarsa bahkan telah mati. Sebuah mesin pencari tradisional akan sulit sekali memverifikasi isi databasenya setiap saat, apakah masih cukup relevan atau tidak.

Seribusatu.com dibangun berdasarkan konsep :  direktori Indonesia dengan mesin pencari yang fokus dan terupdate. Seribusatu hanya meng-index situs-situs Indonesia atau yang berhubungan dengan Indonesia. Sedangkan untuk menjaga agar informasi yang ter-index tetap terupdate dan relevan, dilakukan dengan cara verifikasi terus-menerus secara visual yang dilakukan oleh teman-teman Mitra Independen kami.

Siapakah mitra Independen ?
Mitra independen adalah individu-individu, yang membantu kami mem-verifikasi isi index database di Seribusatu secara terus-menerus. Dengan demikian diharapkan hasil pencarian di Seribusatu relatif terjaga dari informasi-informasi yang sudah mati, kedaluwarsa atau tidak relevan lagi.

Salam, Info Seribusatu
email : info@seribusatu.com